Jodoh, ujungnya tak ada yang tahu. Dimana hati itu akan berlabuh, tak ada satupun yang mengetahui. Namun bukan berarti seseorang tak boleh bermimpi. Aku juga. Seperti orang-orang itu, aku bermimpi bertemu dengan seseorang yang menurutku sempurna. Ayolah, aku tahu kesempurnaan hanya milik-Nya. Tapi ada hal-hal yang bagiku, membuat sosok pendamping itu cukup sempurna. Dia dengan senyuman hangat dan tatapan lembut. Dia dengan sentuhan penuh cinta dan pelukan yang menenangkan. Dia yang mampu membimbing tanpa menggurui. Dia yang mampu menuntun tanpa berlari. Aku tidak pernah mengharapkan sosok itu tidak bisa marah. Karena aku ingin tahu, saat-saat dia cemburu dan saat aku berbuat salah. Aku ingin dia bisa mengingatkanku, saat aku berjalan terlalu melenceng jauh. Aku ingin dia bisa mengerti, atau setidaknya tertawa saat aku melontarkan candaan receh dan tak berarti. Aku ingin dia paham dan peka, bahwa dibalik tengkar, jengkel dan marah itu tak sedetikpun aku lupa bahwa ada cinta yang membawa kita ke tujuan yang sama. Pada akhirnya aku ingin dia bisa menjadi sosok sahabat, kekasih, panutan. Sehingga bersamanya akan membuatku nyaman dan yakin, bahwa tak akan ada yang lebih baik lagi.
Didedikasikan untuk Writing Challenge #10DaysKF Day 1
YK (c) 2017
No comments:
Post a Comment