"And what's the point of loving someone who would never love you back?" I asked the sea, long time ago, it was an early summer day, a typical one, where the warm started to wash away the chill. It was a perfect day to enjoy the blinding sunlight and cooling wind.
The sea, being the bitch she was, laughed and said, "Oh my sweet summer child, you'll get that, you'll know, one day you will."
Now I know. I remembered right before the sun about to set, the sea whispered,
"It's not always about what you get in return, darling. It's about the contentment, the excitement, the warm that dance around your belly, deep down."
"What do you mean?" Me being me, of course didn't understand the slightest bit of what she was talking about.
"The feeling that keep your love there, alive and burning. You'll get that feeling, you'd know. Hold onto it, tight. You may couldn't get a hold of them, their physical appearance, whoever you've dreamed of, but as long as that said feeling remain there, it will be enough." The sea explained.
"I,-okay???"
"Don't think about it to much, it wouldn't help you to get that feeling any soon. You'll know it when you feel it."
Several months later, I know.
Paper, Pen and a Mug of Warm Coffee
Fake it until you make it
Thursday, 28 September 2017
Thursday, 26 January 2017
Lagu itu
Wednesday, 25 January 2017
Dear Harold
Dear Harold,
You are January,
With remaining winters and pure white snows
With freezing dews and chilly wind blows
You are February,
With grey skies and pinky cheeks
With icing droplets and green leaves
You are March,
With dull skies and gloomy yellow
With long nights and short days to follow
You are April,
With flower blooms and bad jokes
With fresh daisies and dandelions
You are May,
With eyes so green and calming voice
With peaking sun and wet soils
You are June
With heating weather and energetic spirit
With techno music and hot string sweat
You are July
With hot days and very much sunshines
With flexing muscle and crowded beaches
You are August
With bright light and constant laugh
With affection and gentle touch
You are September
With humid air and dirty ground
With tranquility and leaves blown
You are October
With sweet cookies and nice smell
With warm sweater and signature smile
You are November
With cold temperature and lack of sun
With hideous flaw and several imperfections
You are December
With the hot chocolate and exquisite color
With loving fireplace and singing happy carol
Just like that you are far from perfect
But somehow you just standing there, obliviously take away my breath
Much Love and Affection
G.
Tuesday, 24 January 2017
Kata mereka
Kadang orang senang berasumsi, menelan mentah-mentah apa yang didengar, apalagi jika hal-hal itu cukup menarik untuk digosipkan. Salah satu topik menarik adalah personality. Kepribadian. Padahal seringkali asumsi orang-orang itu salah. Toh mereka tetap percaya.
Dulu sekali, sekitar masa putih abu-abu, sempat beberapa kali aku punya cerita cinta. Cinta-cinta monyet yang tidak terlalu romantis ala-ala anak SMA. Sempat aku menjalin hubungan dengan si A, tapi masih main bareng si B. Sempat kencan dengan si C, padahal masih menjalin komunikasi dengan D. Itu dulu, hampir 7 tahunan yang lalu. Dari situlah muncul prasangka-prasangka bahwa aku suka berkencan dengan beberapa orang sekaligus. Haha. Tidak. Aku tidak seperti itu. Sudah tidak lagi.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku ini apatis. Bodo amat dan tidak kritis. Faktanya aku peduli, aku peduli sekitar meskipun kadang kelihatannya tidak. Aku sangat peduli, meskipun mereka tidak peduli balik dan itu tidak enak.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku tidak suka bergaul. Faktanya aku suka. Hanya saja sekarang ini banyak orang-orang "fake" alias sok baik padahal cuma ada maunya.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku ini tidak romantis. Padahal faktanya aku suka. Aku seorang romantis. Aku suka lagu-lagu dan cerita cerita cinta. Aku suka menulis puisi dan merangkai kata-kata indah.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku ini tidak konsisten. Faktanya tidak begitu. Aku akan terus mengulang hal yang sama jika itu adalah satu yang aku suka. Aku akan menyukai yang itu-itu saja sampai aku bosan.
Begitulah, kita hidup bersama milyaran orang, dan tidak semuanya menyukai kita. Tak bisa pula kita memaksa mereka melihat sesuatu dari kacamata kita. Kalau mereka suka, bagus. Kalau tidak ya sudah.
Monday, 23 January 2017
Angin dan gelombang
Tahukah bahwa yang membuat hidup lebih menarik adalah kemungkinan bahwa mimpi-mimpi itu akan tercapai sewaktu-waktu? Bahwa di luar sana ada kesempatan, ada kebetulan, ada keberuntungan yang selalu menunggumu untuk berpapasan dan membantumu meraih harapan-harapan itu. Bahwa tiap kerja keras yang kamu lakukan, bahwa malam-malam tanpa tidur yang kamu lewati akan membawamu pada satu tujuan yang sudah kamu tetapkan dulu. Tidak ada satu hal di dunia ini yang sia-sia. Akan selalu ada hadiah bagi mereka yang tak kenal lelah. Akan selalu ada buah manis bagi mereka yang tak putus asa. Jangan berhenti hanya karena kerikil-kerikil kecil dan tatapan meremehkan mereka.
Tentukan jalanmu sendiri, jangan pedulikan cemo'ohan mereka. Kamulah yang berperang, kamulah yang berjuang. Kedua kakimulah yang melangkah, kedua tanganmulah yang bekerja. Mereka tidak tahu apa-apa. Orang-orang itu, -keluarga, sahabat, rekan-rekanmu-, mereka hanya membantu, berdoa untukmu, berteriak memberi semangat padamu. Mungkin benar kamu bukan apa-apa tanpa bantuan dan dukungan mereka. Tapi tanpa adanya semangat dari dalam diri, dukungan itu sama sekali tak berarti. Mereka adalah layar dan angin, sementara kamu adalah nahkoda. Kamulah yang menentukan kemana kapalmu berlabuh. Kamulah yang tahu kondisi angin dan gelombang. Kamulah yang menyelamatkan dirimu sendiri saat badai menerjang.
Seseorang pernah bilang padaku, "Got going with your life no matter what capacity, if it's a bit of a struggle you just gotta fight and just stay positive. You don't really, you know, sit on your ass and feel sorry for yourself". Memang benar, ketika di tengah jalan kamu gagal dan terjatuh, tak ada gunanya menyesali dan merasa seolah dunia runtuh. Selalu ada kesempatan kedua, selalu ada waktu untuk mereka yang kembali bangkit dan terus mencoba. Akan selalu ada hasil indah bagi mereka yang terus berusaha. Semesta sebaik itu.
Sunday, 22 January 2017
Cerita dan mereka
Sekitar bulan September tahun 2015, beberapa minggu sebelum wisuda untuk pertama kalinya aku dapat panggilan kerja. Bukan sembarang pekerjaan, waktu itu sebuah stasiun radio kecil memanggil untuk wawancara. Selang beberapa minggu sebuah email masuk dan jadilah aku seorang penyiar radio. Bangga bukan main, suaraku yang seadanya ini akhirnya mengudara. Sebuah prestasi tersendiri bagiku, mengingat menjadi penyiar adalah salah satu mimpi yang terpendam. Namun rupanya tak banyak yang setuju denganku, beberapa malah cenderung meremehkan. "Ah cuma cuap-cuap doang, apa susahnya." "Kalo cuma ngomong doang mah semua orang bisa." kira-kira begitulah kata mereka. Mereka tak tahu bahwa dibalik itu ada banyak hal yang harus dilakukan, mulai mengatur mixer hingga memilih lagu. Ya, semua orang bisa bicara, tapi bukankah dibutuhkan kecakapan tersendiri untuk berbicara sendiri namun seolah olah memiliki lawan bicara? Membawa pendengar merasakan apa yang kita rasakan, mengerti pesan yang kita sampaikan lewat kata-kata sederhana, bukanlah perkara mudah. Aku bangga diberi kesempatan untuk mencicipi mimpi itu, meskipun tak bertahan lama. Hanya sekitar tiga bulan. Sebelum aku berkata "cukup" dan memilih pindah ke perantauan. Hanya tiga bulan, tapi aku bangga. Setidaknya ada beberapa orang di luar sana mendengar suaraku, dan aku selalu bersyukur untuk itu.
Popcorn dan cerita
Ah film yang berkesan. Ada banyak. Tapi aku harus memilih tiga, baiklah. Mari kita lihat.
- Love Actually, salah satu film komedi romantis dari tanah Britania Raya. Dengan setting lima pekan menjelang Natal, film ini menyuguhkan potongan-potongan cerita dari orang yang berbeda namun saling berkaitan. Berbagai masalah keluarga hingga pencarian cinta disuguhkan dengan apik. Dibintangi aktor dan aktris kawakan membuat film ini semakin menarik perhatian. Film ini begitu berkesan, karena mengajarkanku bahwa cinta itu tak pernah usang. Bahwa luka itu bisa sembuh seiring berjalannya waktu. Dan juga bahwa tak ada cinta yang paling kuat selain cinta dari keluarga.
- Harry Potter and the Sorcerer's Stone, siapa yang tak kenal film fenomenal ini. Film yang mengisahkan petualangan awal Harry Potter di dunia sihir. Diangkat dari buku dengan judul yang sama karangan penulis hebat J.K Rowling. Pertama diliris tahun 2001. Film ini begitu berkesan bukan karena aku menontonnya di layar lebar, melainkan di layar kaca. Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, pertama kali aku menontonnya sekitar tahun 2004 di salah satu stasiun TV dan langsung jatuh cinta saat itu. Aku menontonnya bersama keluarga, dan yang paling kuingat saat adegan Hermione mengucapkan mantra "Wingardium Leviosa" dan aku langsung berlari mencari sepotong kayu dan menirukan adegan itu.
- Sang Penari, sebuah film bersetting Indonesia tahun 60-an. Sebuah film drama yang dibintangi oleh Prisia Nasution dan Oka Antara, menceritakan kehidupan ronggeng nan cantik yang hidup di sebuah kampung kecil. Tidak hanya kisah cinta, film ini juga memaparkan kehidupan rakyat kecil yang sengsara, serta politik dan komunisme. Film ini cukup berkesan, selain karena jalan ceritanya yang menarik juga kala itu aku dan seorang teman menontonnya karena sebuah ketidaksengajaan. Suntuk akibat tugas kuliah membuat kami memutuskan jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan. Karena tak ada lagi film yang menurut kami menarik saat itu, jadilah film ini yang kita pilih. Tak disangka jalan ceritanya bagus juga.
Subscribe to:
Posts (Atom)