Kadang orang senang berasumsi, menelan mentah-mentah apa yang didengar, apalagi jika hal-hal itu cukup menarik untuk digosipkan. Salah satu topik menarik adalah personality. Kepribadian. Padahal seringkali asumsi orang-orang itu salah. Toh mereka tetap percaya.
Dulu sekali, sekitar masa putih abu-abu, sempat beberapa kali aku punya cerita cinta. Cinta-cinta monyet yang tidak terlalu romantis ala-ala anak SMA. Sempat aku menjalin hubungan dengan si A, tapi masih main bareng si B. Sempat kencan dengan si C, padahal masih menjalin komunikasi dengan D. Itu dulu, hampir 7 tahunan yang lalu. Dari situlah muncul prasangka-prasangka bahwa aku suka berkencan dengan beberapa orang sekaligus. Haha. Tidak. Aku tidak seperti itu. Sudah tidak lagi.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku ini apatis. Bodo amat dan tidak kritis. Faktanya aku peduli, aku peduli sekitar meskipun kadang kelihatannya tidak. Aku sangat peduli, meskipun mereka tidak peduli balik dan itu tidak enak.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku tidak suka bergaul. Faktanya aku suka. Hanya saja sekarang ini banyak orang-orang "fake" alias sok baik padahal cuma ada maunya.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku ini tidak romantis. Padahal faktanya aku suka. Aku seorang romantis. Aku suka lagu-lagu dan cerita cerita cinta. Aku suka menulis puisi dan merangkai kata-kata indah.
Dulu sekali, banyak yang menyangka aku ini tidak konsisten. Faktanya tidak begitu. Aku akan terus mengulang hal yang sama jika itu adalah satu yang aku suka. Aku akan menyukai yang itu-itu saja sampai aku bosan.
Begitulah, kita hidup bersama milyaran orang, dan tidak semuanya menyukai kita. Tak bisa pula kita memaksa mereka melihat sesuatu dari kacamata kita. Kalau mereka suka, bagus. Kalau tidak ya sudah.
No comments:
Post a Comment